Minggu, 14 Desember 2014

Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah Islam

BAB I
Pendahuluan
1.1 Pendahuluan
Dalam perkembangan zaman dari sejak dulu sampai sekarang, banyak sekali hal-hal yang dilakukan umat manusia, khususnya umat islam yang mulai melenceng dari agama. Seperti yang kita semua kenal, sesajen merupakan hal yang lumrah yang sering kita dengar, yang sering dilakukan orang-orang untuk menyembah dan meminta apa yang diharapkannya.Maka dari itu, banyak hal yang dilakukan oleh sosok KH.Ahmad Dahlan, antara lain factor intern (factor dalam) dan extern (factor luar). Factor dalam umat dan masyarakat kita yang diliputi bid’ah, khurafat, tahayul, jumud, dan ta’asub; factor luar adanya penjajahan dan usaha-usaha kristenisasi, yang akibatnya kemerosotan dan kemunduran total bangsa Indonesia.
Dengan Pemikirannya yang sangat luas KH.Ahmad Dahlan membentuk sebuah organisasi yaitu bernama Muhammadiyah. Persyerikatan Muhammadiyah yang didirikan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H atau 18 November 1912 M di Kauman Yogyakarta Menurut asal katanya diambil dari bahasa arab yang berarti “Muhammad” adalah nama rasul terakhir Muhammad saw, “iyah” berarti pengikut, jadi muhammadiyah adalah pengikut Nabi Muhammad saw. Dengan kata lain Muhammadiyah itu adalah umat islam yang hidup dan kehidupannya mengikuti, mencintai dan menghidupkan sunnah, tuntunan dan pelajaran serta melangsungkan usaha Da’wah Islam A’mar Ma’ruf Nahi Munkar.Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah, maka muhammadiyah berhadapan dengan tantangan cultural. Suatu hal tak perlu ditanyakan lagi , bahwa tantangan itu berasal dari kemajuan  ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat yang banyak membawa perubahan, boleh dikata dalam semua lapangan kehidupan.
Muhammadiyah dikenal sebagai Gerakan Dakwah Islam, Amar Ma’ruf Nahi Munkar (memerintahkan kebajikan/kebaikan dan mencegah kemungkaran atau apa saja yang diingkari dan ditolak oleh islam). Penegasan seperti ini jelas menggambarkan komitmen Muhammadiyah terhadap Surat Al-Imran ayat 104, suatu ayat yang menjadi factor utama yang melatarbelakangi berdirinya perjuangan gerakan Muhammadiyah. Berdasarkan ayat tersebut Muhammadiyah meletakkan khittah atau strategi dasar perjuangannya, yaitu Dakwah (menyeru, mengajak) Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar dengan masyarakat sebagai medan/kancah perjuangannya.
Muhammadiyah berkiprah ditengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia dengan membangun berbagai amal usaha yang benar-benar dapat menyentuh hajat orang banyak semacam berbagai ragam lembaga pendidikan dari sejak Taman Kanak-kanak, hingga Perguruan Tinggi, membangun sekian banyak Rumah Sakit, Panti Asuhan, dsb. Seluruh amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan yang tunggal, yaitu dijadikan sarana dan wahana dakwah islam sebagaimana yang diajarkan oleh Al-Quran dan As-sunnah Shahihah.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dakwah ?
2.      Apa tujuan dakwah islamiyah ?
3.      Bagaimana sifat dakwah kepada orang yang sudah masuk islam .
4.      Bagaimana Sifat dakwah kepada orang yang belum masuk islam.

1.3 Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui apa tujuan dakwah
2.      Untuk mengetahui apa tujuan dakwah islamiyah
3.      Untuk mengetahui bagaimana sifat dakwah kepada orang yang sudah masuk islam
4.      Untuk mengetahui bagaimana sifat dakwah kepada orang yang belum masuk islam
BAB II
Pembahasan
2.1 definisi dakwah
Menurut syekh Ali Mahfudz dalam kitab Hidayat al-Mursyidin mendifinisikan dakwah islamiyyah adalah sebagaiberikut “upaya membawa (mendorong) manusia kepada kebajikan, petunjuk danbimbingan-bimbingan (ilahiah), beramar Ma’ruf nahi munkar, untuk menggapai keberhasilan hidup dunia dan akhirat”.
 Dalam kaitan ini,kajian tentang esensi dakwah diarahkan kepada telaah atas beberapa ayat penting yang berkaitan dengan dakwah dan sering menjadi acuan dari gerakan Muhammadiyah maupun ortomnya, yaitu Q.S Ali Imran[3]:104
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.
Ayat di atas membicarakan bagaimana menegakkan dan memeliharan masyarakat yang beriman dan bertaqwa  kepada allah yakni dengan jalan dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar. Maka pembahasan ayat ini biasanya mencakup tentang cukupan kewajiban dakwah,materi dakwah,langkah-langkah dakwah, dan tujuan akhir dakwah islam

2.3 Pengembangan Konsep Dakwah Muhammdiyah
Sebagai gerakan dakwah yang multidimensi, muhammadiyah senantiasa melakukan revitalisasi sebagai upaya penguatan terus menerus langkah-langkah dakwah, baik secara kualitifmaupun kuantitatif menuju terwujudnya cita-cita dan tujuan muhammdiyah, yaitu masyarakat islam yang sebenar benarnya.
Muhammdiyah memandang bahwa dakwah memiliki pengertian yang luas, yakni dengan tujuan untuk mengajak seseorang atau sekelompok orang(masyarakat) agar memeluk dan mengamalkan ajaran islam kedalam kehidupan nyata.

2.4Tujuan dakwah Islamiyah secara proporsional meliputi tiga sasaran yaitu:
  1. Agar supaya umat manusia menyembah kepada Allah, tidak mempersyarikatkan-Nya dengan sesuatu, dan tidak menyembah Tuhan selain Allah semata-mata.
  2. Agar supaya umat  manusia bersedia menerima islam sebagai agamanya, memurnikan keyakinan, hanya mengakui Allah sebagai Tuhannya, membersihkan jiwanya dari penyakit nifaq dan selalu menjaga amal perbuatannya agar tidak bertentangan dengan ajaran agama yang diianutnya.
  3. Dakwah islamiyah ditujukan untuk mengubah sistem pemerintahan ke dalam pemerintahan islam.

Dalam matan kepribadian Muhammadiyah dinyatakan bahwa “maksud” Gerakan Dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang yaitu Perseorangan dan masyarakat.
  1. Perseorangan yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu :
    1. Orang yang sudah islam (Umua Ija;bah)
    2. Orang yang belum islam (Umat Dakwah)
  2. Masyarakat
Pada kategori ini sifat dakwah yang digerakkan muhammadiyah berbeda-beda disesuaikan dengan karakter, situasi dan kondisi masing-masing.
2.5 Sifat Dakwah kepada orang yang sudah Islam (Umat Ijabah)
Sifat dakwah yang ditujukan kepada orang yang sudah islam bukan lagi bersifat ajakan untuk menerima islam sebagai keyakinan, akan tetapi bersifat Tajdid dalam arti pemurnian. Artinya bahwa tajdid yang dikenakan pada golongan ini adalah bersifat menata kembali amal keagamaan mereka sedemikian bersih dan murninya. Sebagaiman yang diajarkan oleh Allah dan Rsul-rasul-Nya. Tajdid terhadap amal keberagamaan umat Ijamah meiputi beberapa bidang, yaitu :
1. Akidah
Akidah yaitu ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan keyakinan hidup. Pada bidang ini tekanan Tajdid yang perlu mendapat perhatian cukup serius adalah dalam bidang ajaran tauhid, seperti 3 bentuk penyakit yang ditegaskan dalam Matan yaitu Syirik, Bid’ah, Khurafat. Contohnya adalah : memakai kalung/benang penangkal bala (syirik), masih mempercayai faham animisme dan dinamisme (khurafat).
2. Akhlaq
Tajdid dalam bidang Akhlaq adalah berupa mendidikkan dan mendayakan sikap hidup yang mulia dan terpuji dan bersamaan dengan hal tersebut menuntunkan untuk melepaskan diri dari sikap dan kebiasaan hidup yang tercela dan menjijikan.
Dalam matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah dinyatakan bahwa Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlaq mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Quran dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
3. Ibadah
Tajdid dalam bidang ibadah terhadap orang yang sudah islam adalah menuntunkan ibadah sebagaimana yang dituntunkan oleh Rasulullah saw tanpa tambahan/perubahan dari manusia (bid’ah) serta menghilangkan kebiasaan berniat Taqliq/membeo.
4. Muamalat Duniawiyat
Tajdid dalam bidang Muamalat Duniawiyat ini adalah dalam bentuk membimbingkan, menuntunkan kepada mereka agar dalam berkiprah ditengah-tengah masyarakat dengan berbagai kegiatannya mereka selalu berpedoman kepada qaidah-qaidah yang telah digariskan oleh ajaran agama.
2.6. Sifat dakwah kepada orang yang belum islam
Dakwah islam kepada orang yang belum islam adalah merupakan ajakan, seruan dan panggilan yang bersifat menggembirakan, menyenangkan atau tabsyir. Adapun tujuan utamanya adalahagar mereka bisa mengerti, memahami ajaran Islam, dan kemudian mau menerima Islam sebagai agamanya, dilakukan dengan menunjukkan Mahasinul-Islam (keindahan islam) dengan keterangan-keterangan dan tingkah laku  (contoh teladan) serta tanpa paksaan.
Dakwah terhadap orang yang belum islam hendaknya lebih dikedepankan Islam dari sisi yang menggembirakan, yang ringan-ringan, yang dapat menimbulkan kesan bahwa sesungguhnya beragama islam itu ternyata mudah dan menggembirakan, bukan menambah beban dan tidak akan menimbulkan kesusahan dan kesulitan.
BAB III
Penutup
3.1 kesimpulan
Gerakan dakwah muhammadiyah sangat dibutuhkan pada saat ini untuk mengajak masyrakat yang belum masuk islam dan yang sudah masuk islam dalam menjalani ibadah yang tidak tercampurnya antara budaya dan agama, dengan demikian dapat terciptanya masyarakat islam yang sebenar benarnya yang berlandaskan al-quran dan al-hadist.
3.2 Saran
   Sebagai salah satu gerakan dakwah yang mengajak masyrakat kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, muhammadiyah harus lebih srategis dalam mengajak masyarakat di karenakan pada zaman ini terdapat golongan-golongan yang dapat merusak akidah islam yang sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Pasha, Mushthafa, Darban, Ahmad. 2005. Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam. Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri.
Salam,Junus. 2009. K.H AHMAD DAHLAN Amal dan Perjuangannya. Tanggerang : Al-Wasat Publishing House.

Hidyat, Syamsul. Tafsir Dakwah Muhammadiyah. Kartasura : Kafilah Publishing, 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar