BAB I
Pendahuluan
Pendahuluan
1.1
Pendahuluan
Dalam perkembangan zaman dari sejak dulu sampai
sekarang, banyak sekali hal-hal yang dilakukan umat manusia, khususnya umat
islam yang mulai melenceng dari agama. Seperti yang kita semua kenal, sesajen
merupakan hal yang lumrah yang sering kita dengar, yang sering dilakukan
orang-orang untuk menyembah dan meminta apa yang diharapkannya.Maka dari itu,
banyak hal yang dilakukan oleh sosok KH.Ahmad Dahlan, antara lain factor intern
(factor dalam) dan extern (factor luar). Factor dalam umat dan
masyarakat kita yang diliputi bid’ah, khurafat, tahayul, jumud, dan ta’asub;
factor luar adanya penjajahan dan usaha-usaha kristenisasi, yang akibatnya
kemerosotan dan kemunduran total bangsa Indonesia.
Dengan Pemikirannya yang sangat luas KH.Ahmad Dahlan
membentuk sebuah organisasi yaitu bernama Muhammadiyah. Persyerikatan
Muhammadiyah yang didirikan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H atau 18 November
1912 M di Kauman Yogyakarta Menurut asal katanya diambil dari bahasa arab yang
berarti “Muhammad” adalah nama rasul terakhir Muhammad saw, “iyah” berarti
pengikut, jadi muhammadiyah adalah pengikut Nabi Muhammad saw. Dengan kata lain
Muhammadiyah itu adalah umat islam yang hidup dan kehidupannya mengikuti,
mencintai dan menghidupkan sunnah, tuntunan dan pelajaran serta melangsungkan
usaha Da’wah Islam A’mar Ma’ruf Nahi Munkar.Muhammadiyah sebagai gerakan
dakwah, maka muhammadiyah berhadapan dengan tantangan cultural. Suatu
hal tak perlu ditanyakan lagi , bahwa tantangan itu berasal dari kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat yang banyak membawa
perubahan, boleh dikata dalam semua lapangan kehidupan.
Muhammadiyah dikenal sebagai Gerakan Dakwah Islam, Amar
Ma’ruf Nahi Munkar (memerintahkan kebajikan/kebaikan dan mencegah
kemungkaran atau apa saja yang diingkari dan ditolak oleh islam). Penegasan
seperti ini jelas menggambarkan komitmen Muhammadiyah terhadap Surat Al-Imran
ayat 104, suatu ayat yang menjadi factor utama yang melatarbelakangi berdirinya
perjuangan gerakan Muhammadiyah. Berdasarkan ayat tersebut Muhammadiyah
meletakkan khittah atau strategi dasar perjuangannya, yaitu Dakwah (menyeru,
mengajak) Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar dengan masyarakat sebagai medan/kancah
perjuangannya.
Muhammadiyah berkiprah ditengah-tengah masyarakat
bangsa Indonesia dengan membangun berbagai amal usaha yang benar-benar dapat
menyentuh hajat orang banyak semacam berbagai ragam lembaga pendidikan dari
sejak Taman Kanak-kanak, hingga Perguruan Tinggi, membangun sekian banyak Rumah
Sakit, Panti Asuhan, dsb. Seluruh amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan
yang tunggal, yaitu dijadikan sarana dan wahana dakwah islam sebagaimana yang
diajarkan oleh Al-Quran dan As-sunnah Shahihah.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian dakwah ?
2.
Apa tujuan dakwah islamiyah ?
3.
Bagaimana sifat dakwah kepada orang
yang sudah masuk islam .
4.
Bagaimana Sifat dakwah kepada orang
yang belum masuk islam.
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui apa tujuan dakwah
2. Untuk
mengetahui apa tujuan dakwah islamiyah
3. Untuk
mengetahui bagaimana sifat dakwah kepada orang yang sudah masuk islam
4. Untuk
mengetahui bagaimana sifat dakwah kepada orang yang belum masuk islam
BAB II
Pembahasan
Pembahasan
2.1 definisi
dakwah
Menurut syekh Ali Mahfudz dalam
kitab Hidayat al-Mursyidin mendifinisikan dakwah islamiyyah adalah
sebagaiberikut “upaya membawa (mendorong)
manusia kepada kebajikan, petunjuk danbimbingan-bimbingan (ilahiah), beramar
Ma’ruf nahi munkar, untuk menggapai keberhasilan hidup dunia dan akhirat”.
Dalam kaitan ini,kajian tentang esensi dakwah
diarahkan kepada telaah atas beberapa ayat penting yang berkaitan dengan dakwah
dan sering menjadi acuan dari gerakan Muhammadiyah maupun ortomnya, yaitu Q.S
Ali Imran[3]:104
Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang
yang beruntung.
Ayat di atas membicarakan bagaimana menegakkan dan
memeliharan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada allah yakni dengan jalan dakwah dan
amar ma’ruf nahi mungkar. Maka pembahasan ayat ini biasanya mencakup tentang
cukupan kewajiban dakwah,materi dakwah,langkah-langkah dakwah, dan tujuan akhir
dakwah islam
2.3
Pengembangan Konsep Dakwah Muhammdiyah
Sebagai gerakan dakwah yang multidimensi, muhammadiyah
senantiasa melakukan revitalisasi sebagai upaya penguatan terus menerus
langkah-langkah dakwah, baik secara kualitifmaupun kuantitatif menuju
terwujudnya cita-cita dan tujuan muhammdiyah, yaitu masyarakat islam yang
sebenar benarnya.
Muhammdiyah memandang bahwa dakwah memiliki pengertian
yang luas, yakni dengan tujuan untuk mengajak seseorang atau sekelompok
orang(masyarakat) agar memeluk dan mengamalkan ajaran islam kedalam kehidupan
nyata.
2.4Tujuan
dakwah Islamiyah secara proporsional meliputi tiga sasaran yaitu:
- Agar supaya umat manusia menyembah kepada Allah,
tidak mempersyarikatkan-Nya dengan sesuatu, dan tidak menyembah Tuhan
selain Allah semata-mata.
- Agar supaya umat manusia bersedia menerima
islam sebagai agamanya, memurnikan keyakinan, hanya mengakui Allah sebagai
Tuhannya, membersihkan jiwanya dari penyakit nifaq dan selalu menjaga amal
perbuatannya agar tidak bertentangan dengan ajaran agama yang diianutnya.
- Dakwah islamiyah ditujukan untuk mengubah sistem
pemerintahan ke dalam pemerintahan islam.
Dalam matan kepribadian Muhammadiyah dinyatakan bahwa
“maksud” Gerakan Dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang
ditujukan kepada dua bidang yaitu Perseorangan dan masyarakat.
- Perseorangan yang terbagi dalam dua kelompok,
yaitu :
- Orang yang sudah islam (Umua Ija;bah)
- Orang yang belum islam (Umat Dakwah)
- Masyarakat
Pada kategori ini sifat dakwah yang digerakkan
muhammadiyah berbeda-beda disesuaikan dengan karakter, situasi dan kondisi
masing-masing.
2.5 Sifat
Dakwah kepada orang yang sudah Islam (Umat Ijabah)
Sifat dakwah yang ditujukan kepada orang yang sudah
islam bukan lagi bersifat ajakan untuk menerima islam sebagai keyakinan, akan
tetapi bersifat Tajdid dalam arti pemurnian. Artinya bahwa tajdid yang
dikenakan pada golongan ini adalah bersifat menata kembali amal keagamaan
mereka sedemikian bersih dan murninya. Sebagaiman yang diajarkan oleh Allah dan
Rsul-rasul-Nya. Tajdid terhadap amal keberagamaan umat Ijamah meiputi beberapa
bidang, yaitu :
1. Akidah
Akidah yaitu ajaran yang berhubungan dengan
kepercayaan keyakinan hidup. Pada bidang ini tekanan Tajdid yang perlu mendapat
perhatian cukup serius adalah dalam bidang ajaran tauhid, seperti 3 bentuk
penyakit yang ditegaskan dalam Matan yaitu Syirik, Bid’ah, Khurafat.
Contohnya adalah : memakai kalung/benang penangkal bala (syirik), masih
mempercayai faham animisme dan dinamisme (khurafat).
2. Akhlaq
Tajdid dalam bidang Akhlaq adalah berupa mendidikkan
dan mendayakan sikap hidup yang mulia dan terpuji dan bersamaan dengan hal
tersebut menuntunkan untuk melepaskan diri dari sikap dan kebiasaan hidup yang
tercela dan menjijikan.
Dalam matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah
dinyatakan bahwa Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlaq mulia
dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Quran dan Sunnah Rasul, tidak
bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
3. Ibadah
Tajdid dalam bidang ibadah terhadap orang yang sudah
islam adalah menuntunkan ibadah sebagaimana yang dituntunkan oleh Rasulullah
saw tanpa tambahan/perubahan dari manusia (bid’ah) serta menghilangkan
kebiasaan berniat Taqliq/membeo.
4. Muamalat Duniawiyat
Tajdid dalam bidang Muamalat Duniawiyat ini adalah
dalam bentuk membimbingkan, menuntunkan kepada mereka agar dalam berkiprah
ditengah-tengah masyarakat dengan berbagai kegiatannya mereka selalu berpedoman
kepada qaidah-qaidah yang telah digariskan oleh ajaran agama.
2.6. Sifat
dakwah kepada orang yang belum islam
Dakwah islam kepada orang yang belum islam adalah
merupakan ajakan, seruan dan panggilan yang bersifat menggembirakan,
menyenangkan atau tabsyir. Adapun tujuan utamanya adalahagar mereka bisa
mengerti, memahami ajaran Islam, dan kemudian mau menerima Islam sebagai
agamanya, dilakukan dengan menunjukkan Mahasinul-Islam (keindahan islam)
dengan keterangan-keterangan dan tingkah laku (contoh teladan) serta
tanpa paksaan.
Dakwah terhadap orang yang belum islam hendaknya lebih
dikedepankan Islam dari sisi yang menggembirakan, yang ringan-ringan, yang
dapat menimbulkan kesan bahwa sesungguhnya beragama islam itu ternyata mudah
dan menggembirakan, bukan menambah beban dan tidak akan menimbulkan kesusahan
dan kesulitan.
BAB III
Penutup
Penutup
3.1 kesimpulan
Gerakan dakwah muhammadiyah sangat dibutuhkan pada
saat ini untuk mengajak masyrakat yang belum masuk islam dan yang sudah masuk
islam dalam menjalani ibadah yang tidak tercampurnya antara budaya dan agama,
dengan demikian dapat terciptanya masyarakat islam yang sebenar benarnya yang
berlandaskan al-quran dan al-hadist.
3.2 Saran
Sebagai salah satu gerakan dakwah yang mengajak masyrakat kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, muhammadiyah harus lebih srategis dalam mengajak masyarakat di karenakan pada zaman ini terdapat golongan-golongan yang dapat merusak akidah islam yang sebenarnya.
Sebagai salah satu gerakan dakwah yang mengajak masyrakat kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, muhammadiyah harus lebih srategis dalam mengajak masyarakat di karenakan pada zaman ini terdapat golongan-golongan yang dapat merusak akidah islam yang sebenarnya.
Pasha,
Mushthafa, Darban, Ahmad. 2005. Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam.
Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri.
Salam,Junus.
2009. K.H AHMAD DAHLAN Amal dan Perjuangannya. Tanggerang : Al-Wasat
Publishing House.
Hidyat, Syamsul. Tafsir Dakwah
Muhammadiyah. Kartasura : Kafilah Publishing, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar