MAKALAH
SEJARAH PERADABAN ISLAM
Disusun Oleh :
Muhammad
PROGRAM STUDI TARBIYAHFAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Catatan emas telah dtorehkan umat islam
dalam membangun peradaban islam di muka bumi ini. Selama hampir 9 abad
peradaban isam menguasia dunia. Bermula dari kepemimpinan Rosulullah, khulafaur
Rosyidin, dan pasca khulafaur Rasyidin. Dimana salah satunya adalah dinasti
bani umayyah yang berkuasa selama 90 tahun. Kerajaan bani umayyah didirikan
oleh muawiyah bin abu sufyan 41H/661M didamaskus dan berlangsung hingga
132H/750M.sejarah telah membuktikan prestasi yang di torehkan bani umayyah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SEJARAH BANI UMAYAH
Bani
Umayyah (bahasa
Arab: بنو
أمية, Banu Umayyah,
Dinasti Umayyah) atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 sampai 750 di Jazirah Arab dan sekitarnya; serta dari 756 sampai 1031 di Kordoba, Spanyol sebagai Kekhalifahan Umayyah Al-Andalus. Nama dinasti ini dirujuk kepada Umayyah bin 'Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah
pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan atau kadangkala disebut juga dengan Muawiyah
I.[1]
Bani Umayah berasal
dari nama Umayah Ibnu Abdi Syams Ibnu Abdi Manaf, salah satu pemimpin dari
kabilah Quraisy. Yang memiliki cukup unsur untuk berkuasa di zaman Jahiliyah
yakni keluarga bangsawan, cukup kekayaan dan mempunyai sepuluh orang putra.
Orang yang memiliki ketiga unsur tersebut di zaman jahiliyah berarti telah
mempunyai jaminan untuk memperoleh kehormatan dan kekuasaan. Umayah senantiasa
bersaing dengan pamannya yaitu Hasim Ibnu Abdi Manaf.
Sesudah datang agama
Islam persaingan yang dulunya merebut kehormatan menjadi permusuhan yang lebih
nyata. Bani Umayah dengan tegas menentang Rosululloh, sebaliknya Bani Hasim
menjadi penyokong dan pelindung Rosululloh, baik yang sudah masuk Islam atau yang
belum. Bani Umayah baru masuk Islam setelah tidak menemukan jalan lain, ketika
Nabi Muhammad Saw dengan beribu pasukannya menyerbu masuk Mekah. Dengan
demikian Bani Umayah adalah orang-orang yang terakhir masuk agama Islam pada
masa Rosululloh dan salah satu musuh yang paling keras sebelum mereka masuk
Islam.
Setelah mereka masuk Islam
mereka dengan segera memperlihatkan semangat kepahlawanannya agar orang lupa
terhadap sikap dan perlawanannya terhadap Islam sebelum mereka memasukinya.
Sehingga setelah masuk Islam Bani Umayah banyak berbuat jasa-jasa besar
terhadap Islam. Bani Umayah merupakan awal kekuasaan dari berakhirnya Masa
Khulafaur Rosyidin dengan dimulainya kekuasaan Bani Umayah maka dimulailah
semangat politik Islam. Memasuki masa kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal
kekuasaan Bani Umayah, pemerintahan yang dulunya bersifat demokratis akhirnya
berubah menjadi monarki heridetis (kerajaan yang turun – temurun) hal ini
dimulai ketika Muawiyah mewajibkan suluruh rakyatnya untuk menyatakan setia kepada
anaknya Yazid. Dia tetap menggunakan istilah kholifah namun memberikan
interpretasi baru dari kata–kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Yakni
dengan menyebut kholifah Allah yaitu penguasa yang dianggap oleh Allah.
B.
TOKOH – TOKOH BANI UMAYAH
Dinasti
Bani Umayah yang didirikan oleh Muawiyah berumur sekitar 90 tahun. Adapun
nama-nama kholifah yang telah memimpin adalah:
1.
Muawiyah bin Abu Sufyan(661- 680)
2.
Yazid bin Muawiyah(680- 683)
3.
Muawiyah bin Yazid(683- 684)
4.
Marwan bin Hakam(684- 685)
5.
Abdul Malik bin Marwan(685- 705)
6.
Walid bin Malik(705- 715)
7.
Sulaiman bin Abdul Malik(715- 717)
8.
Umar bin Abdul Aziz(717- 720)
9.
Yazid bin Abdul Malik(720- 724)
10. Hisyim bin Abdul Malik(724- 743)
11. Walid bin Yazid (743- 744)
12. Yazid bin Warwan(744)
13. Ibrahim bin Walid(744)
14. Marwan bin Muhammad(744- 750)[2]
Di antara khalifah-khalifah itu terdapat beberapa
khalifah yang menonjol dan memberikan sumbangan terhadap perkembangan agama
serta kebudayaan umat Islam. Khalifah-khalifah tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Mu’awiyah
Bin Abu Sufyan (661 – 680 M)
Mu’awiyah bin Abu
Sufyan adalah pengasas kepada kekhalifahan Bani Umayyah. Ia memerintah selama
sembilan belas tahun. Pada masa pemerintahannya, Islam menyebar ke arah barat
dan timur. Di bidang pemerintahan, Mu’awiyah bin Abu Sufyan mendirikan pos
dinas untuk memperlancar administrasi pusat dengan daerah. Di bidang
perekonomian, ia mencetak mata uang. Selanjutnya di bidang hukum, ia
memunculkan profesi qadi yang bertugas untuk memutuskan hukum dalam
permasalahan-permasalahan yang muncul di kalangan umat Islam.
2.
Abdul
Malik Bin Marwan (685 – 705 M)
Abdul Malik bin
Marwan memerintah selama dua puluh tahun Pada masa pemerintahannya, tentera
Islam bergerak lebih jauh ke timur. Disamping perluasan wilayah, ia juga
mengubah mata uang Byzantium dan Persia menjadi mata uang bertuliskan kata
dalam huruf Arab. Selain itu, ia juga menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa
resmi dalam administrasi negara.
3.
Al-Walid
Bin Abdul Malik (705 – 715 M)
Al-Walid bin Abdul
Malik memerintah selama sepuluh tahun Pada masa pemerintahannya, tentera Islam
menguasai Maroko dan Aljazair di Afrika Utara. Tahun 711M, ia mengirim pasukan
Islam yang dipimpin Tariq bin Ziyad menyeberangi Selat Gibraltar dan menyerang
Spanyol serta berhasil menguasai Kordora, Sevilla, Elvira, dan Toledo. Di
bidang sosial, ia membangun panti untuk orang cacat. Semua pegawai yang bekerja
di panti itu mendapatkan gaji tetap dari khalifah. Selain itu, ia juga
membangun jaringan jalan raya, fabrik-fabrik, gedung-gedung pemerintahan, dan
masjid-masjid.
4.
Umar
Bin Abdul Aziz
Umar menjadi
khalifah menggantikan Sulaiman yang wafat pada tahun 717M. Beliau di baiat
sebagai khalifah pada hari Jumat setelah solat Jumat. Hari itu juga setelah
ashar, rakyat dapat langsung merasakan perubahan kebijakan khalifah baru ini.
Khalifah Umar, masih satu nasab dengan Khalifah kedua, Umar bin Khattab dari
garis ibu.
Umar bin Abdul Aziz
memerintah dalam waktu tidak lama, hanya sampai tahun 720M atau hanya selama
tiga tahun. Walaupun sebentar, ia berhasil mencapai banyak kemajuan. Pada waktu
itu, tentera Islam dipimpin Abdurrahman al:Gafiqi memasuki Bordeaux, Poitier,
dan Tour di Perancis. Angkatan laut Islam juga berhasil menguasai pulau-pulau
di Laut Tengah. Setelah perluasan wilayah tersebut, ia menitikberatkan perhatiannya
di bidang politik dan pemerintahan dalam negeri. Ia mulai menjalin hubungan
kembali dengan golongan Syiah serta memberikan kebebasan kepada penganut agama
lain untuk menjalankn ibadahnya. Ia juga memperingan pajak dan menyamakan
kedudukan orang Arab dengan orang Malawi.
5.
Hisyam
Bin Abdul Malik (724 -743 M)
Pada masa
pemerintahannya, Bani Umayyah mengalami kemunduran. Hal itu di sebabkan banyak
kerusuhan dan gerakan yang melawan khalifah. Di antara gerakan yang paling kuat
adalah gerakan dari Bani Hasyim yang di dukung oleh kaum Malawi.
Hisyam bin Abdul
Malik sebenarnya merupakan khalifah yang cekap. Ia banyak melakukan pembenahan
dalam pemerintahannya. Akan tetapi, gerakan perlawanan pada waktu itu sudah
sedemikian kuat. Selain itu, sepeninggal Hisyam ibn Abd al-Malik,
khalifah-khalifah Bani Umayyah yang tampil bukan hanya lemah tetapi juga
bermoral buruk. Hal ini makin memperkuat golongan oposisi. Akhirnya, pada tahun
750 M, Daulat Umayyah digulingkan Bani Abbas yang bersekutu dengan Abu Muslim
al:Khurasani. Marwan bin Muhammad, khalifah terakhir Bani Umayyah, melarikan
diri ke Mesir, ditangkap dan dibunuh di sana.
C.
Peninggalan
Peradaban
a.
Sistem Ekonomi
Bidang-bidang ekonomi yang terdapat
pada jaman Bani Umayyah terbukti berjaya membawa kemajuan kepada rakyatnya
yaitu:
·
Dalam bidang pertanian Umayyah telah
memberi tumpuan terhadap pembangunan sector pertanian, beliau telah
memperkenalkan system pengairan bagi tujuan meningkatkan hasil pertanian.
·
Dalam bidang industri pembuatan
khususnya kraftangan telah menjadi nadi pertumbuhan ekonomi bagi Umayyah.
b. Sistem Peradilan Dan Pengembangan Peradaban
Meskipun sering kali terjadi
pergolakan dan pergumulan politik pada masa pemerintahan Daulah Bani Umayyah,
namun terdapat juga usaha positif yang dilakukan daulah ini untuk kesejahteraan
rakyatnya.
Diantara usaha positif yang
dilakukan oleh para khilafah daulah Bani Umayyah dalam mensejahterakan
rakyatnya ialah dengan memperbaiki seluruh system pemerintahan dan menata
administrasi, antara lain organisasi keuangan. Organisasi ini bertugas
mengurusi masalah keuangan negara yang dipergunakan untuk:
Ø Gaji
pegawai dan tentara serta gaya tata usaha Negara.
Ø Pembangunan
pertanian, termasuk irigasi.
Ø Biaya
orang-orang hukuman dan tawanan perang
Ø Perlengkapan
perang
Di samping usaha tersebut daulah
Bani Umayyah memberikan hak dan perlindungan kepada warga negara yang berada
dibawah pengawasan dan kekuasaannya. Masyarakat mempunyai hak untuk mendapatkan
perlindungan hukum dan kesewenangan. Oleh karena itu, Daulah ini membentuk
lembaga kehakiman. Lembaga kehakiman ini dikepalai oleh seorang ketua Hakim
(Qathil Qudhah). Seorang hakim (Qadli) memutuskan perkara dengan ijtihadnya.
Para hakim menggali hukum berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Disamping itu
kehakiman ini belum terpengaruh atau dipengaruhi politik, sehingga para hakim
dengan kekuasaan penuh berhak memutuskan suatu perkara tanpa mendapat tekanan
atau pengaruh suatu golongan politik tertentu. Disamping itu, kekuasaan Islam
pada masa Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pengembangan peradaban seperti
pembangunan di berbagai bidang, seperti:
Ø Muawiyah
mendirikan Dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda dengan
peralatannya disepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan
bersenjata.
Ø Lambang
kerajaan sebelumnya Al-Khulafaur Rasyidin, tidak pernah membuat lambang Negara
baru pada masa Umayyah, menetapkan bendera merah sebagai lambang negaranya.
Lambang itu menjadi ciri khas kerajaan Umayyah.
Ø Arsitektur
semacam seni yang permanent pada tahun 691 H, Khalifah Abd Al-Malik membangun
sebuah kubah yang megah dengan arsitektur barat yang dikenal dengan “The
Dame Of The Rock” (Gubah As-Sakharah).
Ø Pembuatan
mata uang dijaman khalifah Abd Al Malik yang kemudian diedarkan keseluruh
penjuru negeri Islam.
Ø Pembuatan
panti Asuhan untuk anak-anak yatim, panti jompo, juga tempat-tempat untuk
orang-orang yang infalid, segala fasilitas disediakan oleh Umayyah.
Ø Pengembangan
angkatan laut muawiyah yang terkenal sejak masa Usman sebagai Amir Al-Bahri,
tentu akan mengembangkan idenya dimasa dia berkuasa, sehingga kapal perang
waktu itu berjumlah 1700 buah.
Ø Pada
masa Umayyah, (Khalifah Abd Al-Malik) juga berhasil melakukan
pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa arab
sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam.
c. Kemajuan Sistem Militer
Salah satu kemajuan yang
paling menonjol pada masa pemerintahan dinasti Bani Umayyah adalah kemajuan
dalam system militer. Selama peperangan melawan kakuatan musuh, pasukan arab
banyak mengambil pelajaran dari cara-cara teknik bertempur kemudian mereka
memadukannya dengan system dan teknik pertahanan yang selama itu mereka miliki,
dengan perpaduan system pertahanan ini akhirnya kekuatan pertahanan dan militer
Dinasti Bani Umayyah mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat baik
dengan kemajuan-kemajuan dalam system ini akhirnya para penguasa dinasti Bani
Umayyah mampu melebarkan sayap kekuasaannya hingga ke Eropa. Secara garis besar
formasi kekuatan tentara Bani Umayyah terdiri dari pasukan berkuda, pasukan
pejalan kaki dan angkatan laut.
D. Ekspansi Wilayah
Dijaman
Muawiyah, Tunisia dapat ditaklukkan. Disebelah timur, Muawiyah dapat menguasai
daerah Khurasan sampai kesungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Angkatan
lautnya melakukan serangan-serangan ke Ibu Kota Bizantium, Konstantinopel.
Ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh Khalifah Abd
Al-Malik, dia menyeberangi sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan
Baikh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand. Mayoritas penduduk dikawasan
ini kaum Paganis. Pasukan Islam menyerang wilayah Asia Tengah pada tahun 41H /
661M. pada tahun 43H / 663M mereka mampu menaklukkan Salistan dan menaklukkan
sebagian wilayah Thakaristan pada tahun 45H / 665M. Mereka sampai kewilayah Quhistan
pada tahun 44H / 664M. Abdullah Bin Ziyad tiba dipegunungan Bukhari. Pada tahun
44H / 664M para tentaranya datang ke India dan dapat menguasai
Balukhistan,Sind, dan daerah Punjab sampai ke Maitan.
Ekspansi
kebarat secara besar-besaran dilanjutkan dijaman Al-Walid Ibn Abd Abdul
Malik (705M-714M). Masa pemerintahan Walid adalah masa ketentraman,
kemakmuran dan ketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia, tidak ada
pemberontakan dimasa pemerintahanya. Dia memulai kekuasaannya dengan membangun
Masjid Jami’ di Damaskus. Masjid Jami’ ini dibangun dengan sebuah arsitektur
yang indah, dia juga membangun Kubbatu Sharkah dan memperluas masjid Nabawi,
disamping itu juga melakukan pembangunan fisik dalam skala besar.
Pada
masa pemerintahannya terjadi penaklukan yang demikian luas, penaklukan ini
dimulai dari Afrika utara menuju wilayah barat daya, benua eropa yaitu pada
tahun 711M. Setelah Al Jazair dan Maroko dapat ditaklukkan, Tariq Bin Ziyad
pemimpin pasukan Islam dengan pasukannya menyebrangi selat yang memisahkan
antara Maroko dengan Benua Eropa dan mendarat disuatu tempat yang sekarang
dikenal nama Bibraltar (Jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan, dengan
demikian Spanyol menjadi sasaran ekspansi.
Selanjutnya
Ibu Kota Spanyol Kordova dengan cepatnya dapat dikuasai, menyusul setelah itu
kota-kota lain seperti Sevi’e, Elvira, dan Toledo yang dijadikan ibu kota
Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova. Pasukan Islam memperoleh dukungan
dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa. Pada
masa inilah pemerintah Islam mencapai wilayah yang demikian luas dalam rentang
sejarahnya, dia wafat pada tahun 96H / 714M dan memerintah selama 10 tahun.
Dijaman
Umar Ibn Ab Al-Aziz masa pemerintahannya diwarnai dengan banyak
Reformasi dan perbaikan. Dia banyak menghidupkan dan memperbaiki tanah-tanah
yang tidak produktif, menggali sumur-sumur baru dan membangun masjid-masjid.
Dia mendistribusikan sedekah dan zakat dengan cara yang benar hingga kemiskinan
tidak ada lagi dijamannya. Dimasa pemerintahannya tidak ada lagi orang yang
berhak menerima zakat ataupun sedekah. Berkat ketaqwa’an dan kesalehannya, dia
dianggap sebagai salah seorang Khulafaur Rasyidin. Penaklukan dimasa
pemerintahannya pasukan Islam melakukan penyerangan ke Prancis dengan melewati
pegunungan Baranese mereka sampai ke wilayah Septomania dan Profanes, lalu
melakukan pengepungan Toulan sebuah wilayah di Prancis. Namun kaum muslimin
tidak berhasil mencapai kemenangan yang berarti di Prancis. sangat sedikit
terjadi perang dimasa pemerintahan Umar. Dakwah Islam marak dengan menggunakan
nasehat yang penuh hikmah sehingga banyak orang masuk Islam, masa pemerintahan
Umar Bin Abd Aziz terhitung pendek.
Dijaman
Hasyim Ibn Abd Al-Malik (724-743M) pemerintahannya dikenal dengan adanya
perbaikan-perbaikan dan menjadikan tanah-tanah produktif. Dia membangun kota
Rasyafah dan membereskan tata administrasi. Hasyim dikenal sangat jeli dalam
berbagai perkara dan pertumpahan darah. Namun dia dikenal sangat kikir dan
pelit. Penaklukan dimasa pemerintahannya yang dipimpin oleh Abdur Rahman
Al-Ghafiqi. Ia mulai dengan menyerang Bordeau, Poitiers, dari sana ia mencoba
menyerang Tours. Namun dalam peperangan yang terjadi diluar kota Tours,
Al-Ghafiqi terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke Prancis pada tahun 114H /
732M. peristiwa penyerangan ini merupakan peristiwa yang sangat membahayakan
Eropa.
Dengan
keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik ditimur maupun barat. Wilayah
kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah
itu meliputi Spanyol, Afrika utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arab, Irak,
sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan
Purkmenia, Ulbek, dan Kilgis di Asia Tengah.
Khususnya
dibidang Tashri, kemajuan yang diperoleh sedikit sekali, sebab kurangnya
dukungan serta bantuan pemerintah (kerajaan) waktu itu. Baru setelah masa
khalifah Umar Bin Abd Al-Aziz kemajuan dibidang Tashri mulai meningkat, beliau
berusaha mempertahankan perkembangan hadits yang hampir mengecewakan, karena
para penghafal hadits sudah meninggal sehingga Umar Bin Abd Al-Aziz berusaha
untuk membukukan Hadits.
Meskipun
keberhasilan banyak dicapai dinasti ini, namun tidak berarti bahwa politik
dalam negeri dapat dianggap stabil. Muawiyah tidak mentaati isi perjanjiannya
dengan Hasan Ibn Ali ketika dia naik tahta yang menyebutkan bahwa persoalan
pergantian pemimpin setelah Muawiyah diserahkan kepada pemilihan umat Islam.
Deklarasi pengangkatan anaknya Yazid sebagai putra mahkota menyebabkan munculnya
gerakan-gerakan oposisi dikalangan rakyat yang mengakibatkan terjadinya perang
saudara beberapa kali dan berkelanjutan.
E. Runtuhnya Bani Umayyah
Ada beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah
dan membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah:
Ø
Sistem pergantian
khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi tradisi Arab
yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas.
Ketidakjelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan
yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.
Ø
Latar belakang
terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak boleh dipisahkan dari konflik-konflik
politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa Syiah (para pengikut Ali) dan
Khawarij terus menjadi gerakan penentang, baik secara terbuka seperti di masa
awal dan akhir maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan
Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedut kekuatan
pemerintah.
Ø
Pada masa kekuasaan Bani
Umayyah, pertentangan etnik antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia
Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam, makin meruncing.
Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan
untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping itu, sebahagian besar
golongan mawali (non Arab), terutama di Iraq dan wilayah bahagian timur
lainnya, merasa tidak puas kerana status mawali itu menggambarkan suatu
inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada
masa Bani Umayyah.
Ø
Lemahnya pemerintahan
daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana
sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan
tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping itu, golongan agama banyak yang
kecewa kerana perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.
Ø
Penyebab langsung
tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang
dipelopori oleh keturunan al-Abbas ibn Abd al-Muthalib. Gerakan ini mendapat
dukungan penuh dari Bani Hasyim dan golongan Syiah, dan kaum mawali yang merasa
dikelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.
BAB II
PENUTUPAN
Kesimpulan
Dinasty Umayah
adalah kelanjutan kepemimpinan Islam dalam menjutkan sistem peradaban pasca
Khulafaurasyidin. Kurang lebih pemerintahan bani umayyah di pegang selama 90
tahun (661 M – 750 M) dengan 14 khalifah yang menggunakan sistem kepemerintahan
monarchi absolut (turun temurun). Ekspansi besar-besaran yang dilakukan masa
kepemerintahan Bani Muawiyah Daerah-daerah
itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kirgistan di Asia Tengah. Diantara ke 14 khalifah, yang mencapai kepemimpinan
yang maksimal hanya lima (5) khalifah,
yakni : Mu’awiyah Bin Abu Sufyan
(661 – 680 M), Abdul Malik Bin Marwan (685 – 705 M), Al-Walid Bin
Abdul Malik (705 – 715 M), Umar Bin Abdul Aziz, Hisyam Bin Abdul
Malik (724 -743 M). Runtuhnya kepemimpinan Bani Umayyah dikarenakan,
beberapa faktot : (1) sistem yang tidak jelas dalam pemerintahan hingga terjadi
persaingan diantara anggota keluarga, (2) sisa konflik semasa Ali dan Muawiyah
yang bersisakan kaum khawariz dan syi`ah (kaum ali) menjadi kekuatan baru yang
di pelopori juga keturunan al-abbas bi al-muthalib dan bani hasyim, (3)
terpedaya pada kehidupan elit / mewah oleh sebagian khalifah.
Daftar Pustaka
Ahmad Syalabi. 1992, sejarah dan kebedayaan islam2. Jakarta:
Al-Husna
Dr. Badri Yatim. 2008, Sejarah Peradaban Islam, Bandung :
Mizan
Said Ramadhan, Al-Buthy Muhammad,1998, Sirah Nabawi.
Jakarta: Rabbani Pres.
Siti Maryan dkk. 2003. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik
hingga Modern. Yogyakarta: Jurusan SPI Fakultas Adab dan LESFI
www.wikipedian.com/enslikopediabebas/baniumayyah (22 maret 2011, 09.00WIB)
Indonesia-admin.blogspot.com201002makalah-spi-bani-umayah.html.htm
Makalah SPI- Bani Umayah.html
Kemunduran
dan kehancuran daulah bani umayyah « jaring skripsi.htm
Sejarah-khalifah-islam.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar